Parenting Era Digital 4.0 Penggunaan Gadget Ramah Anak, Aman Dari Ancaman Cyber Bullying dan Online Sexual Grooming

- Penulis Berita

Thursday, 17 November 2022 - 02:20

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : Alam Raya

Generasi Millenial-Z Kelahiran 1994-2009 kemudian lahir anak-anak Alpha diatas tahun 2010. Generasi ini memiliki masa yang jauh berbeda terutama aplikasi penggunaan teknologi informasi. Perbedaan itu nyata bisa dilihat dari awalnya dulu memakai ojek pengkolan sekarang bisa pesan ojek online (ojol).

Seorang ayah yang dulu beraktivitas membaca koran sambil ‘ngopi’ sekarang hampir tidak ada. Tergantikan dengan berita online di HP, YouTube atau surat kabar digital. TV analog-pun berlahan tapi pasti secara nasional berganti menjadi TV digital. Arus teknologi informasi yang tidak terbendung lagi juga membawa perubahan perilaku anak-anak.

Kemudian muncul kejahatan sexual grooming, grooming sendiri  merupakan istilah sebuah upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk membangun hubungan, kepercayaan bahkan hubungan emosional dengan seorang anak atau remaja. Grooming dapat memanipulasi, mengeksploitasi dan melecehkan. Bentuk grooming bisa mengarah kejahatan online sexual kepada anak-anak

Survey YKBH tahun 2015 saja dari 2064 anak usia 9-12 tahun, akses internet yang dilakukan anak-anak 21 % untuk belajar, 20 % untuk bemain games, 16 % untuk menonton film/video dan 14% baru akses media sosial.

Memakai gadget awalnya untuk tujuan belajar tetapi kemudian akses untuk games, nonton dan main sosmed. Sosmed sekarang banyak memakai platform TikTok, Instagram dan YouTube. Mulai dari sini paling tidak orang tua juga punya akun dan berteman juga dengan anak mereka.

Dari akses games saja, grooming juga bisa dilakukan lebih lanjut, misalkan dengan sharing kirim foto dan video di akun medsos anak-anak. Games It’s fun, sifatnya menyenangkan terlebih pada usia bermain mereka. Usia lagi senang-senangnya mengeksplorasi hal baru untuk memenuhi rasa ingin tahu dan penasarannya yang tinggi.

Games memiliki efek BLAST (bored, lonely, afraid-angry, stress, tired) sehingga memilih bermain games semakin terasa menantang, seru tanpa mempedulikan rating untuk usia berapa.

Satu sisi gadget yang memiliki koneksi internet juga terdapat akses pornografi. Bisa dilihat dari langsung dari akun media sosial, mulai dari search engine di google, youtube, instagram, facebook, telegram, twitter, TikTok atau tiba-tiba muncul menjadi pop iklan. Akses pornografi juga berasal dari chatting-an atau japri dan massenger.

BACA JUGA:  SMP IT Nurul Huda Raih 6 Piala Dalam Gelaran O2SN Tingkat Komisariat V Kab. Ciamis

Awalnya anak-anak mungkin tidak sengaja melihat, tetapi karena tidak ada kontrol akhirnya terjadi efek dopamin kecanduan. Akhirnya mengikuti dan menikmati yang dilihat kemudian berani melakukan dan disinilah grooming mulai terjadi.

Berawal dari gadget yang diberikan, dengan kesalahan mendasar memberikan akses gadget dengan ‘cuma-cuma’ tanpa memberikan aturan terikat apapun. Ditambah terlalu memberikan kepercayaan yang tinggi pada anak. Anak dibiarkan menggunakan gadget sendirian, mengunci pintu dikamar bahkan gadget anak sendiri juga dikunci dengan password yang orang tuanya juga tidak tahu password-nya apa.

Era Digital 4.0 terdapat faktor 4A (Accessible, Affordable, Aggresive dan Anonymous) hingga akses pornografi lebih mudah sampai ke anak-anak. Accessible kemudahan akses, bisa dimanapun dan kapanpun, hanya perlu klik saja langsung dapat ditonton. Affordable itu murah, bisa dilihat dari munculnya smart city, desa digital dengan wifi dimana-mana, paket data internet dapat dibeli dengan harga murah kuota yang besar.

Aggresive, pornografi di internet seringkali bukan kita yang mencari, tetapi pornografi yang mencari kita. Asyik bermain game saja tiba – tiba youtube atau medsos lainnya pop up muncul iklan bernuansa porno.

Pornografi di Internet sangat agresif dari tahun 2013 saja sudah ada 4,3 juta situs porno. Untuk anonymous ini seringkali tidak ada orang yang tahu ketika seseorang akses pornografi yang tahu hanyalah dia sendiri dan Tuhan, mungkin sekarang sama hacker.

Pornografi ini merusaknya karena akses tidak pada usianya. Usia dimana anak-anak belum bisa untuk kontrol, memilah, memilih, mengatur, merencanakan dan pada emosi yang stabil untuk lebih bersabar menahan dan mengendalikan. Fungsi dari bagian otak Pre-Frontal Cortex (PFC) yang selanjutnya anak akan sulit mengontrol dan mengendalikan perilaku yang nantinya akan sulit juga membuat rencana masa depan. Memberikan gadget yang belum dibangun kesepakatan bersama.

BACA JUGA:  Pentas PAI Tingkat Kecamatan Baregbeg : SDN 1 Sukamulya Jadi Juara Umum

Memberikan gadget dengan mudah, tidak memberikan aturan, terlalu percaya pada anak dan anak dibiarkan main gadget sendirian, malah sebagian orang tua merasa bersyukur ada gadget yang mengganti peran dan waktunya sebagai orang tua.

Disamping itu, edukasi sex yang disesuaikan dengan usianya bukanlah hal tabu, toh anak-anak sekarang balighnya lebih cepat, untuk laki – laki sudah ada yang dimulai di kelas 4 SD perempuan juga sudah mulai haid usia 9-10 tahun.

Sex education usia dini tentunya disesuaikan juga dengan usia psikologisnya. Pemahaman anak -anak tidak langsung main hantam dengan pengetahuan sex bebas yang berdampak HIV AIDS atau penyakit menular lainnya. Tetapi berlahan lebih ke pendekatan saintifik dan psiko sosialnya.

Memilih menyelamatkan generasi dengan menjadi orang tua yang bijak di era digital 4.0. Bisa dimulai dari orang tua yang aware, tahu sandi password anaknya. Orang tua yang berteman juga di medsos anak-anak. Seringkali memeriksa jejak digitalnya gadget anak -anak, search enginenya apa saja, youtube yang tonton apa saja. Bagaimana Parenting Era Digital 4.0 Dalam Penggunaan Gadget yang Ramah Anak, Aman Dari Ancaman Cyber Bullying dan Online Sexual Grooming, bisa disimak dari paparan berikut ini. (Sumber Buku Pendidikan Keluarga, kemendikbud)

1.Buat kesepakatan tentang penggunaan gadget antara pasangan, anak termasuk orang tua atau mertua yang tinggal satu rumah.
2.Akses untuk aplikasi games minta ijin orang tua untuk disesuaikan dengan usianya.
3.Mengajarkan dan melatih anak menggunakan gadget secukupnya seperlunya.
4.Mengajarkan anak dan melatih untuk menjaga pandangan (tombol close, klik back, klik home, scroll, merem, mengalihkan pandangan sampai mengucapkan ishtigfar)
5.Mengajarkan anak untuk selalu BMM ( Berpikir, Memilih dan Memutuskan ) membiasakan anak berlatih kontrol diri dengan pertanyaan, bukan pernyataan.
Ini melatih kemampuan berpikir kritis, menimbang baik buruk, membuat perencanaan, kemampuan menunda kepuasan (delaying gratification) termasuk menunda keinginan anak dengan memberikan tantangan dulu sebelum memberi sesuatu.

BACA JUGA:  Pererat Silaturahim, SMP IT Uswatun Hasanah Adakan Islamic Parenting Seminar

6.Sebelum memberikan gadget diskusikan 3 hal penting mengenai kebutuhannya apa, tanggungjawabnya bagaimana, terus resikonya seperti apa.
7.Jangan pernah memberikan ponsel sebagai penghibur dengan alasan supaya anak anteng, tidak menangis, mau makan, dsb.
8.Kenalkan ponsel kepada anak sesuai dengan fungsi utamanya yaitu sebagai alat komunikasi seperti telfon, sms, messenger, video call. Setelah itu kenalkan kepada fungsi yang dapat menunjang produktivitas seperti lihat lokasi/peta, alarm, kalkulator, kalender, to do list, translate, aplikasi belajar. Kemudian dikenalkan pada fasilitas hiburan yang sesekali bisa dinikmati seperti musik, youtube, mencari informasi melalui google, dan sebagainya.
9.Kapan waktu yang tepat untuk mengenalkan gawai kepada anak? Jawabannya sederhana yaitu ketika orang tua siap untuk mendampingi dan menjelaskan.
10.Pada usia berapa anak diperkenalkan pada gawai dan internet?
Di atas 3 tahun karena umur 0-3 tahun itu adalah periode emas attachment (kelekatan) dan dopamin sedang terbentuk atau diproduksi. Sehingga pada usia ini, anak akan lekat pada apapun atau siapapun yang membuat dia senang. Jadi jangan sampai anak salah dalam membentuk kelekatan.

11.Beri aktivitas alternatif yang lebih menarik atau sama menariknya dengan gawai atau games seperti camping, outbound, berenang, atau ke museum. Hindari untuk meminta anak beres-beres rumah atau disuruh belajar terus-menerus.
12.Buat anak selalu sibuk dengan tanggung jawab, dengan diajarkan prioritas seperti tugas pribadi seputar rumah tangga (menyuci, belanja, menyiram tanaman, memasang gas, membuang sampah).
13.Lakukan pencegahan dan kontrol, tentunya dengan bantuan teknologi. Misalkan proteksi Google maupun medsos lainnya, misalkan contoh memproteksi Youtube di laptop dan komputer:
a.Buka Youtube, masuk ke halaman utama (home)
b.Geser ke bagian paling bawah, temukan “mode terbatas / restricted mode” lalu klik on
c.Untuk mengecek fungsi mode, tuliskan keyword mengenai kekerasan atau konten dewasa.
d.Periksa kembali apakah sudah tersaring atau .

Berita Terkait

Ada Sesuatu yang Harus Selalu Diluruskan
Tag :

Berita Terkait

Friday, 1 November 2024 - 04:13

Ciamis Bakal Dipimpin Salah Satu Direktur KPK

Monday, 14 October 2024 - 23:49

Justitia Avila Veda, Advokat Pro Bono yang Berjuang untuk Korban Kekerasan Seksual di Jawa Barat

Monday, 14 October 2024 - 08:11

Inovasi Rengkuh Banyu dkk: Mengubah Pelepah Pohon Pinang Jadi Solusi Alternatif Plastik Sekali Pakai

Sunday, 13 October 2024 - 07:42

Cerita Alan Efendhi dan Rasane Vera: Membangkitkan Ekonomi Petani Gunungkidul dengan Budidaya Aloevera

Sunday, 13 October 2024 - 07:08

Diana Da Costa Ati: Perjuangan Guru Penggerak di Kampung Atti Papua Melawan Buta Huruf dan Kendala Pendidikan

Sunday, 13 October 2024 - 07:02

Perjuangan Theresia Dwiaudina: Merangkul Dukun Bayi untuk Keselamatan Ibu dan Anak di Desa Uzuzozo, Nusa Tenggara Timur

Saturday, 12 October 2024 - 13:27

Muhammad Xaria Yusuf dan InacomID, Meningkatkan Kesejahteraan Petani Lewat Teknologi Digital

Friday, 11 October 2024 - 13:12

Kiprah Zulrifan Noor, Menggerakkan UMKM Lokal di Tabalong Lewat Inovasi Zakat Produktif

Berita Terbaru

Nasional

Ciamis Bakal Dipimpin Salah Satu Direktur KPK

Friday, 1 Nov 2024 - 04:13

Jhon Husein Muhammad saat memberikan materi di Inspektorat Ciamis

Nutrisi Pagi

Bolehkah Balas Dendam?

Wednesday, 23 Oct 2024 - 02:33