Achmad Irfandi Penggagas Kampung Lali Gadget, Lawan Kecanduan Gawai Anak dengan Permainan Tradisional

- Penulis Berita

Thursday, 10 October 2024 - 12:52

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Achmad Irfandi Penggagas Kampung Lali Gadget.

Achmad Irfandi Penggagas Kampung Lali Gadget.

Sidoarjo, BindamudaDalam era digital yang semakin maju, tantangan kecanduan gadget pada anak-anak menjadi perhatian serius bagi banyak orang tua. Namun, di tengah derasnya arus teknologi, muncul seorang pemuda inspiratif dari Desa Pagerngumbuk, Sidoarjo, bernama Achmad Irfandi yang berupaya mengatasi masalah ini melalui program kreatif yang dikenal dengan Kampung Lali Gadget (KLG). Program ini mengedepankan nilai-nilai tradisional untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari layar gawai.

Kampung Lali Gadget didirikan oleh Irfandi pada 1 April 2018 sebagai respons terhadap kekhawatirannya akan dampak negatif kecanduan gadget pada anak-anak. 

Meski di kampungnya belum ditemukan kasus kecanduan yang signifikan, Irfandi menyadari pentingnya pencegahan. 

Program ini berfokus pada konservasi budaya, dengan menghidupkan kembali berbagai permainan tradisional. Dampaknya sangat efektif untuk menarik minat anak-anak, menjauhkan mereka dari gadget, dan mengajak mereka kembali bermain secara fisik dan interaktif.

BACA JUGA:  Ciamis Bakal Dipimpin Salah Satu Direktur KPK

Mengangkat Budaya dan Edukasi Melalui Permainan Tradisional

Berbagai aktivitas di KLG tidak hanya mengurangi ketergantungan pada gadget, tetapi juga mengenalkan anak-anak pada kearifan lokal dan budaya tradisional yang mulai dilupakan. 

Dari edukasi budaya, olahraga, hingga permainan tradisional, setiap kegiatan di KLG dirancang untuk memperkaya wawasan sekaligus menjaga kesehatan fisik dan mental anak-anak. 

Irfandi juga melibatkan pemuda-pemudi Desa Pagerngumbuk serta wilayah Sidoarjo untuk berperan sebagai fasilitator edukasi dan pendamping, menjadikan KLG sebagai program pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan.

Harapan Menjadi Desa Wisata Edukasi

Keberhasilan KLG tidak hanya dirasakan di Sidoarjo, tetapi juga menarik perhatian masyarakat yang lebih luas. 

Achmad Irfandi berharap Kampung Lali Gadget dapat berkembang menjadi desa wisata edukasi, di mana orang tua bisa membawa anak-anak mereka untuk belajar budaya lokal sambil secara perlahan mengatasi kecanduan gawai. 

BACA JUGA:  Inovasi Rengkuh Banyu dkk: Mengubah Pelepah Pohon Pinang Jadi Solusi Alternatif Plastik Sekali Pakai

Program ini ingin menyoroti bahwa kecanduan gadget bukan hanya masalah keluarga tertentu, tetapi tantangan sosial yang perlu diselesaikan bersama.

Achmad Irfandi Raih Anugerah SATU Indonesia Awards

Berkat dedikasinya, Irfandi menerima Anugerah SATU Indonesia Awards tahun 2021, sebuah penghargaan yang mengakui kontribusi luar biasa dalam menginspirasi dan membawa perubahan positif di tengah masyarakat. 

Penghargaan ini diharapkan bisa memperluas cakupan program KLG, sekaligus mengundang lebih banyak dukungan untuk memperjuangkan gerakan budaya dan edukasi yang dimotori oleh Irfandi.

“Kami ingin Kampung Lali Gadget bisa menjadi model yang diikuti di tempat lain. Anak-anak harus tahu bahwa dunia permainan tidak hanya ada di layar gadget mereka,” ujar Irfandi. Dia juga berharap upaya ini bisa menginspirasi banyak daerah di Indonesia untuk turut serta dalam mengangkat kembali permainan tradisional sebagai cara mengatasi kecanduan gawai. *AQ

Berita Terkait

Ciamis Bakal Dipimpin Salah Satu Direktur KPK
Mengenal Bhrisco Jordy Dudi Padatu, Penggagas ‘Papua Future Project’ Bantu Anak-anak Papua Barat Akses Pendidikan
Justitia Avila Veda, Advokat Pro Bono yang Berjuang untuk Korban Kekerasan Seksual di Jawa Barat
Inovasi Rengkuh Banyu dkk: Mengubah Pelepah Pohon Pinang Jadi Solusi Alternatif Plastik Sekali Pakai
Cerita Alan Efendhi dan Rasane Vera: Membangkitkan Ekonomi Petani Gunungkidul dengan Budidaya Aloevera
Diana Da Costa Ati: Perjuangan Guru Penggerak di Kampung Atti Papua Melawan Buta Huruf dan Kendala Pendidikan
Perjuangan Theresia Dwiaudina: Merangkul Dukun Bayi untuk Keselamatan Ibu dan Anak di Desa Uzuzozo, Nusa Tenggara Timur
Muhammad Xaria Yusuf dan InacomID, Meningkatkan Kesejahteraan Petani Lewat Teknologi Digital

Berita Terkait

Friday, 1 November 2024 - 04:13

Ciamis Bakal Dipimpin Salah Satu Direktur KPK

Monday, 14 October 2024 - 23:49

Justitia Avila Veda, Advokat Pro Bono yang Berjuang untuk Korban Kekerasan Seksual di Jawa Barat

Monday, 14 October 2024 - 08:11

Inovasi Rengkuh Banyu dkk: Mengubah Pelepah Pohon Pinang Jadi Solusi Alternatif Plastik Sekali Pakai

Sunday, 13 October 2024 - 07:42

Cerita Alan Efendhi dan Rasane Vera: Membangkitkan Ekonomi Petani Gunungkidul dengan Budidaya Aloevera

Sunday, 13 October 2024 - 07:08

Diana Da Costa Ati: Perjuangan Guru Penggerak di Kampung Atti Papua Melawan Buta Huruf dan Kendala Pendidikan

Sunday, 13 October 2024 - 07:02

Perjuangan Theresia Dwiaudina: Merangkul Dukun Bayi untuk Keselamatan Ibu dan Anak di Desa Uzuzozo, Nusa Tenggara Timur

Saturday, 12 October 2024 - 13:27

Muhammad Xaria Yusuf dan InacomID, Meningkatkan Kesejahteraan Petani Lewat Teknologi Digital

Friday, 11 October 2024 - 13:12

Kiprah Zulrifan Noor, Menggerakkan UMKM Lokal di Tabalong Lewat Inovasi Zakat Produktif

Berita Terbaru

Nasional

Ciamis Bakal Dipimpin Salah Satu Direktur KPK

Friday, 1 Nov 2024 - 04:13

Jhon Husein Muhammad saat memberikan materi di Inspektorat Ciamis

Nutrisi Pagi

Bolehkah Balas Dendam?

Wednesday, 23 Oct 2024 - 02:33